Luar Biasa! Jusuf Kalla Bicara Soal Toleransi di Hadapan 700 Pendeta
Srie, - Muhammad Jusuf Kalla, atau biasa disapa “JK”
berbicara luar biasa mengenai toleransi antar umat beragama di hadapan 700-an
pendeta di Makassar, Sulawesi Selatan.
Usai waktu maghrib, saat memimpin rapat Dewan Masjid
Indonesia (DMI), JK bercerita bahwa dirinya baru saja menyampaikan ceramah dalam
Konferensi Gereja, Jum’at (1/3) di Makassar.
Hal yang menarik, adalah ketika ada seorang pendeta yang
bertanya mengenai kasus Gereja Yasmin di Bogor, yang sempat ramai karena ada kontroversi.
JK menjawabnya dengan nada enteng, namun tetap
tegas.
“Anda ini sudah punya 56.000 gereja seluruh
Indonesia, dan tidak ada masalah. Seharusnya berterima kasih, pertumbuhan
jumlah gereja lebih besar daripada masjid. Kenapa urusan satu gereja ini anda
sampaikan ke seluruh dunia?” kata JK.
“Toleransi itu harus
dari kedua belah pihak. Anda juga harus toleran. Apa salahnya pembangunan dipindah
lokasi sedikit saja” lanjutnya.
“Tuhan tidak masalah,
kamu mau doa di mana. Izin membangun gereja bukan urusan Tuhan, tapi urusan
Walikota,” ucap JK dengan nada suara yang keras.
Terkait dengan Gereja
(GKI) Yasmin, Ketua MUI Kota Bogor Bidang Kerukunan Umat Beragama, Ustadz Iyus
Khaerunnas menegaskan, bahwa memang hal tersebut murni terkait masalah IMB
(Izin Mendirikan Bangunan).
JK juga menceritakan
ada satu lagi pertanyaan dari pendeta, yaitu “mengapa di kantor-kantor mesti
ada masjid?”. Dengan tegas, JK memberikan jawabannya:
"Justru, ini
dalam rangka menghormati anda. Jumat kan tidak libur, anda libur hari Minggu
untuk kebaktian”
“Anda bisa kebaktian
dengan 5 kali shift, ibadah Jum’at cuma sekali. Kalau anda tidak suka ada
masjid di kantor, apa anda mau hari liburnya ditukar; Jum’at libur, Minggu
kerja”
“Pahami ini sebagai
penghormatan umat Islam terhadap umat Kristen,” tegas JK.
Cerita JK tersebut
beredar luas di masyarakat, yang berawal melalui kiriman Broadcast BlackBerry
Messenger (BBM), kemudian juga disebarkan melalui Twitter oleh seseorang yang
memiliki akun eae18, pada Minggu (3/3) kemarin.
Seseorang dengan akun Twitter lain sempat mengajukan pertanyaan kepada akun JK di Twitter yaitu Jusuf
Kalla @JK_Kita untuk mengonfirmasi kebenaran cerita tersebut.
Kemudian, langsung
dijawab oleh akun Jusuf Kalla,”Iya benar”. Pada bagian lain twit-nya, JK menyebut
isi ceramahnya itu sebagai, “Toleransi timbal balik”.
Seorang wartawan dari
voa-islam.com sempat mengonfirmasi pula mengenai kebenaran cerita JK di BBM itu
melalui ustadz Fahmi Salim yang turut serta dalam rapat DMI yang dipimpin JK
sebagai Ketua Umum-nya.
“Itu betul,
disampaikan oleh bapak Jusuf kalla saat rapat di DMI, Jum’at sore kemarin.
Jadi, beliau menceritakan apa yang disampaikan saat diundang oleh sinode gereja
di Makassar,” kata Fahmi, Minggu (3/3), sebagaimana dikutip dari sini.
Sementara itu, dalam
twit yang diberi judul “Luar Biasa Jusuf Kalla ini”, eae18 menambahkan
informasi yang pernah diungkap oleh Menteri Agama, Suryadarma Ali, pada
Desember tahun lalu.
Disebutkannya, selama
kurun waktu 1997-2004, pertumbuhan jumlah gereja di Indonesia jauh melampaui
pertumbuhan jumlah masjid.
Data di Kemenag
mencatat pertumbuhan jumlah masjid di Indonesia 64%, sedangkan gereja 165%.
Lebih tinggi lagi, adalah untuk rumah ibadah umat Hindu lebih dari 300%, dan
umat Budha lebih dari 400%.
Bahkan, saat itu
Menag juga sempat bercerita, bahwa masalah perizinan atau IMB, tidak hanya
dialami oleh gereja, tapi juga oleh masjid. Dicontohkannya, adalah masjid di
jalan Talang no. 6 Menteng, Jakarta Pusat.
“Ada masjid, kalau
enggak salah namanya Baitul Makmur. Itu masjid punya orang Betawi. Orang
Betawinya NU. Gubernurnya waktu itu Fauzi Bowo, mantan pengurus NU wilayah
Jakarta. Pemilik masjid ini pengurus NU wilayah Jakarta,” tulis eae18, mengutip
ucapan Menag waktu itu.
“Sama-sama Islam,
sama-sama Betawi, tapi Gubernur tidak berikan izin pendirian. Silakan cek di
jalan Talang No. 6. Karena, syarat IMB-nya tidak terpenuhi,” ujar Suryadarma
Ali, sebagaimana ditulis oleh akun eae18.
Pada bagian penutup
twit-nya, akuan eae18 menuliskan kata-kata pesannya terhadap semua pihak
terkait dengan masalah toleransi antar umat beragama tersebut.
“Saya bicara seperti
ini bukan benci terhadap umat non muslim. Tapi, fakta seperti ini juga harus diungkap. Jangan umat Islam saja yang dicap
intoleran,” tulisnya. *** [Srie]
.
Keren bana....
BalasHapus