PSSI, Kami Butuh Sportifitas Bukan Kekisruhan !
Ada keharuan, ketika Timnas PSSI berlaga. Ketika Christian Gonzalez yang
begitu bangga mencium lambang Garuda di dada. Bukan hanya bagi orang dewasa,
namun bagi mereka yang masih berstatus sebagai pelajar sekolah, termasuk
pelajar Sekolah Dasar (SD). Saat Irfan Bachdim, dan kawan-kawan akhirnya
menjadi pemenang di pertandingan terakhir, namun gagal menjadi juara AFF.
Namun, toh mereka semua mau memahami, Garuda di dada tetap menjadi kebanggaannya.
Ada nilai-nilai sportifitas yang diajarkan bagi mereka. Perjuangan
untuk menang harus dilakukan sekuat tenaga. Namun, semuanya harus tetap
mentaati aturan dan mekanisme yang berlaku di sepak bola. Dan, ketika hasil
akhir telah diketahui, termasuk saat akhirnya Tim Garuda kalah merebut juara
dari Malaysia, mereka pun menerimanya. Tanpa sedikitpun mereka berkurang hormat
terhadap Gonzales, Firman Utina, Bambang Pamungkas dan kawan-kawan.
Sebuah pertunjukkan yang indah dan sangat edukatif bagi anak-anak muda,
khususnya para pelajar di sekolah. Tentang perjuangan yang pantang menyerah, tentang
kerjasama tim yang rapi dan kompak, tentang sportifitas yang jujur dan
bersahabat, dan tentang nasionalisme yang menggelora di dada. Sepakbola
merupakan bagian dari alat perjuangan bangsa, dan sarana pendidikan yang
konkret dan efektif bagi pembentukan karakter anak bangsa.
Itu, yang selalu kami harapkan dari sepak bola dan PSSI yang kami
cintai. Bukan sebaliknya, sebuah tontonan yang tidak layak menjadi tuntunan,
bukan pula menjadi hiburan yang menyehatkan. Bukan
kekisruhan yang selalu engkau suguhkan, wahai para pengurus PSSI dan pegiat
sepak bola di tanah air. Bukan pula, tarik-menarik politik, intrik berbalas
becik, hingga saling serang antar pribadi yang jauh dari nilai-nilai sportivitas
yang seharusnya dikembangkan dalam dunia olahraga. Apalagi, oleh sepakbola,
sebuah cabang olah raga yang paling populer se dunia, termasuk di Indonesia.
Kami, tidak mau tahu siapa yang akan menjadi Ketua Umum PSSI atau
pengurus sepak bola lainnya. Yang kami tahu, secepatnya mengembalikan sepak bola
sebagai sarana hiburan yang menyehatkan, sebagai media pendidikan nasionalisme,
dan sebagai alat perjuangan bangsa yang membanggakan. Yang kami tahu, bagaimana caranya agar standar
nilai-nilai normatif yang berlaku universal, pun dapat diterapkan secara
konsisten di lingkungan sepak bola nasional. Termasuk, standar normatif atas
calon Ketua Umum PSSI dan pengurus lainnya, sesuai dengan standar kepatutan dan
ketentuan peraturan terkait yang berlaku.
Tak lebih, dan tak kurang. PSSI, jadilah lembaga yang mampu menyumbangkan
kebanggaan bagi negeri ini. Kami akan bertepuk tangan menggema, tersenyum lebar
mengembang, lalu secara serempak dan khusyu’ kami dapat menyanyikan lagu Indonesia
Raya,.. HIDUPLAH INDONESIA RAYA .... sembari menepukkan dada : KAMI BANGGA
INDONESIA !
Oleh Sri Endang S.
Tidak ada komentar
Kami menghargai komentar yang relevan dengan konten tulisan, menggunakan bahasa yang baik dan sopan, dan tidak mengandung unsur kebencian berdasarkan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan).